Minggu, 31 Januari 2010

MERINDUKA kehidupan di DUNIA,,,bersama IBu


Mama Tersayang,
Saat ini aku ada di surga, duduk di pangkuan Tuhan.
Tuhan sangatlah mengasihiku dan Ia turut menangis bersamaku.
Ia menangisi hatiku yang telah dihancurkan.
Sebelumnya aku amat diinginkan untuk menjadi seorang gadis kecil.

Aku tak begitu mengerti tentang apa yang telah terjadi.
Aku dulu begitu senang saat aku mulai menyadari keberadaanku.
Aku ada di dalam tempat yang gelap namun nyaman.
Kupandangi jari tangan dan kakiku. Alangkah cantik diriku dalam masa
perkembanganku, walaupun belum dekat masanya sampai tibanya
saat aku telah siap meninggalkan lingkunganku itu.

Aku habiskan sebagian besar waktuku dengan tidur ataupun berfikir.
Bahkan pada hari-hari terawal hidupku, aku merasakan hubungan
istimewa antara aku dan Mama.
Kadang aku mendengar Mama menangis. Kadang-kadang Mama
berteriak atau menjerit, lalu menangis. Kudengar Papa balik berteriak,
aku merasa sedih dan berharap bahwa Mama akan segera pulih.
Aku berfikir, kenapa kiranya Mama sering menangis.
Pernah hampir seharian Mama menangis. Aku turut sedih.
Tak dapat kubayangkan kenapa Mama sesedih itu.

Pada hari yang sama, sesuatu yang mengerikan terjadi.
Monster yang amat mengerikan memasuki tempat yang hangat dan
menyenangkan tempat aku berada. Aku amat takut dan mulai berteriak,
namun tak sekalipun engkau mencoba menolongku.
Mungkin engkau tak pernah mendengarku.

Monster itu dekat dan lebih dekat lagi, sedang aku berteriak dan
berteriak lagi, "Mama, Mama ... tolonglah aku; Mama, tolong aku".
Lengkaplah teror yang kualami. Aku berteriak dan berteriak hingga
kupikir aku tak mampu lagi melakukannya. Lalu monster itu mengoyakkan
lenganku. Amat sakit rasanya, nyerinya tak dapat kuterangkan.
Teror itu tak berhenti. Oh, betapa aku memohon kepadanya untuk
berhenti. Aku berteriak ngeri saat monster itu mengoyak lepas tungkaiku.

Walaupun aku telah mengalami teror seperti itu, aku masih sekarat.
Kutahu aku takkan pernah memandang wajah Mama, atau mendengar
Mama berkata kepadaku betapa Mama menyayangiku. Aku ingin
melenyapkan semua air mata Mama. Kubuat banyak rencana untuk
membuat Mama bahagia. Aku tak bisa; seluruh mimpiku telah buyar.
Walau aku berada dalam nyeri dan kengerian yang hebat, di atas semuanya
aku merasakan nyerinya hatiku yang hancur. Aku tak mengharapkan
sesuatu selain menjadi anak Mama.

Tak ada gunanya lagi kini, aku telah mengalami kematian yang menyakitkan.
Aku hanya dapat membayangkan hal-hal buruk yang telah mereka buat
terhadap diri Mama. Aku ingin memberitahu Mama sebelum aku pergi bahwa
aku mencintai Mama, namun aku tak tahu kata-kata apa yang Mama
dapat mengerti. Dan segera sesudahnya, aku tak lagi memiliki nafas untuk
mengucapkannya; aku mati. Aku merasakan kebangkitan diriku.
Aku dihantar oleh malaikat memasuki tempat besar yang indah.
Aku masih menangis, namun sakit fisik kini telah lenyap.
Malaikat itu membawaku kepada Tuhan, lalu meletakkanku di pangkuanNya.
Ia berkata bahwa Ia mencintaiku, dan bahwa Ia adalah Bapaku.
Maka aku gembira. Aku menanyakan apakah kiranya yang telah membunuhku.
Ia menjawab, "Aborsi. Aku menyesal, anakKu; sebab Aku tahu
bagaimana rasanya." Aku tak tahu apa itu aborsi; kupikir itu adalah
nama dari monster tadi.

Aku menulis untuk mengatakan aku mencintai Mama dan untuk memberitahu
Mama betapa inginnya aku menjadi gadis kecil Mama. Aku telah
berjuang keras untuk hidup. Aku ingin hidup. Aku punya kemauan itu,
tapi aku tak sanggup; monster itu terlampau kuat. Monster itu telah
menyedot lepas lengan dan tungkaiku, kemudian seluruh diriku.
Tak mungkin untuk hidup. Aku ingin Mama tahu bahwa aku telah
berjuang untuk tetap tinggal bersama Mama. Aku tak ingin mati.

Mama, tolong awasi pula si monster aborsi. Mama, aku sayang Mama.
Dan aku juga tak suka Mama mengalami nyeri seperti yang telah
kualami. Tolong hati-hati.

Dengan Cinta,

Bayi Perempuanmu

Sabtu, 30 Januari 2010

d'Masiv Lepas Cap Plagiat



Perjalanan: Pembuktian d'Masiv Lepas Cap Plagiat

Sejak awal mungkin d'Masiv memang tak pernah berniat melakukan tindak plagiat. Sayang, kebetulan karya-karya mereka di album perdananya mirip dengan single beberapa band dunia. Lalu salah siapa?

Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Itulah yang dilakukan band jebolan Wanted 2007, d'Masiv. Mereka membuktikan kepantasannya dipuja di dunia musik lewat album 'Perjalanan'.

'Rindu 1/2 Mati' jadi single pembuka. Lagu pop mellow yang menyentuh hati. Rian sang vokalis, tahu benar mengambil nada yang tepat. Jangan heran jika Anda terhanyut dalam lagu ini. Hal itu juga dilakukan Rian saat membawakan dua lagu dari mini albumnya 'Mohon Ampun Aku' dan 'Jangan Menyerah' yang juga ada di album ini.

'Sudahi Perih Ini' adalah sebuah single lawas milik mereka yang digarap ulang dengan rapi. Begitu juga dengan lagu 'Aku Takluk' yang sebelumnya adalah lagu panggung d'Masiv dengan judul 'Playboy Tobat'. Versi lagu di album ini lebih dewasa, lebih dikemas dengan tepat. Tak terlalu berapi-api ala ABG namun berhasil menyampaikan pesannya dengan baik.

'Jangan Pergi' tak sebaiknya Anda lewatkan. Lagu mellow ini dibalut gitar akustik dan lirik yang dalam. String section diisi violis kenamaan Hendri Lamiri.

Satu lagi yaitu 'Menanti Keajaiban'. Lagu ini membuat d'Masiv terdengar sangat berbeda. Sedikit bernuansa blues namun tak melepaskan ciri khas mereka. Liriknya?

Haruskan diriku menanti keajaiban?
Berharap dirimu bisa bersanding denganku..
Walau badai datang menghantam tubuhku ini..
Ku tak akan mengurungkan niatku bersamamu..

Rian memang pandai bermain kata. Setidaknya untuk mengekspresikan perasaannya dalam lagu. Bravo guys!

Daftar track album 'Perjalanan' d'Masiv:
1. Rindu 1/2 Mati
2. Sudahi Perih Ini
3. Apa Salahku
4. Semakin
5. Jangan Pergi
6. Tak Sejalan Lagi
7. Mohon Ampun Aku
8. Ungkap Saja
9. Dia / Aku
10. Ku Jatuh Cinta Lagi
11. Aku Takluk
12. Menanti Keajaiban
13. Menyegarkan
14. Jangan Menyerah

by :
detik.com

Senin, 25 Januari 2010

CIA di Bogor


VIVAnews – DIA jauh dari sosok agen rahasia dalam film spy Amerika yang kerap kita tonton. Robert Marshall Read tidaklah gagah. Usianya 56 tahun. Badannya ringkih, dan rambutnya putih perak. Hidungnya khas: tinggi berlengkung tajam.

Sudah sepekan lelaki itu meringkuk di sel pojok kanan lantai satu gedung Badan Reserse Kriminal Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Tapi dia memang agak istimewa. Selama ditahan, selnya kerap dikunjungi warga asing.

Siapa Marshall? Dua informasi berbeda mencuat tentang lelaki ini. Ada yang bilang dia agen Central Intelligence Agency (CIA) yang bermarkas di Washington DC, Amerika. Sebaliknya, dia disebut-sebut buronan lembaga mata-mata kelas wahid itu.

Tapi mari berpegang pada keterangan resmi Mabes Polri, bahwa Marshall adalah bekas CIA, dan sekaligus buronan lembaga mata-mata itu. Dia dituduh terlibat perdagangan senjata api gelap, dan sejumlah kejahatan lain di Amerika, Inggris, dan Rusia.

Kata polisi, Marshall agen yang licin. CIA memburunya sejak 1974. Mengantongi 50 paspor berbagai negara, dia bisa melanggang ke pelbagai penjuru dunia.

Pada Agustus 2007, dari Johor, Malaysia, dia menyeberang ke Batam. Di Indonesia, petualangannya lebih seru. Dia jatuh cinta dengan Lisna Herawati saat berada di Jakarta. Dia pun menikah dengan gadis 32 tahun itu. Mereka menetap di Cianjur. Lengkap dengan KTP dan paspor setempat.

Enam bulan kemudian, Marshall hendak meninggalkan Indonesia. Bersama Lisna, dia mengurus paspor di Kota Bogor, pada Januari 2008. Tapi, entah salah pada bagian apa, petugas Imigrasi di Bogor curiga. Kepala Imigrasi Bogor meneruskan informasi ini ke Kedutaan Besar Amerika. Lalu kedutaan itu mengutus tiga petugasnya. Di sinilah pertama kali muncul cerita Marshall adalah buronan CIA itu.

Setelah penangkapan itu, tak jelas di mana Marshall berada. Cerita soal dia simpang-siur. Informasi dari petugas Imigrasi saat itu, Marshall segera dideportasi ke Amerika.

***

Senin 14 Januari 2010. Seorang calo paspor, R. Simbolon, datang ke kantor Imigrasi Bogor di Jalan Ahmad Yani, Tanah Sareal, Kota Bogor. Simbolon membawa dokumen atas nama Robert Marshall Reid. Tujuannya mengurus paspor. “Dia menempuh prosedur normal,” kata Kepala Imigrasi Bogor, Ahmad Hasaf.

Petugas pun meminta Simbolon membawa Marshall pada Selasa 15 Januari 2010. Lelaki itu tiba pukul 10.30 WIB, bersama istrinya Lisna Herawati. Petugas mewawancarainya kembali. Aneh memang. Petugas imigrasi seperti tak punya data pemeriksaan Marshall dua tahun silam.

Tapi toh tetap ada yang mencurigakan. Marshal mengaku warga Indonesia keturunan Inggris. Namun gagap bicara Indonesia. “Padahal seluruh dokumennya menunjukkan dia Indonesia asli,” kata Ahmad.

Marshall punya kartu tanda penduduk bernomor 09.5005020352.0248 yang diteken Lurah Cempaka Putih Timur, Rugan M. Faisal. Di dalam KTP itu tertulis Robert beragama Islam, lahir di Jakarta, dan beralamat di Jalan Cempaka Putih Tengah XV/6 RT 01/08, Jakarta Pusat.

Selain KTP, ada juga buku nikah bernomor 134/52/III/2006, diteken H. Damar yang disebut petugas Kantor Urusan Agama Mampangprapatan, Jakarta Selatan. Di kolom isteri tertera nama Lisna dengan wali nikah Badang, seorang purnawirawan TNI.

Dokumen itu diduga palsu. Untuk kedua kalinya Marshall digiring ke ruang Pengawas dan Penindak Keimigrasian. Sayangnya, si calo Simbolon yang hendak diperiksa sudah kabur duluan. Lisna juga tak bisa menjawab soal status kewarganegaraan Marshall. ”Selanjutnya, saya melaporkannya ke Kedutaan Amerika,” kata Ahmad.

Hari itu juga tiga petugas Kedutaan Amerika datang ke Bogor. Setelah berbicara dengan Marshall dan meneliti data-datanya, tiga petugas itu mengakui Marshall warga negara mereka. “Disebutkan, Marshall pelaku tindak kriminal dan buronan tiga negara yakni AS, Inggris dan Rusia,” katanya.

Menurut informasi dari Kedutaan Amerika yang masuk ke Ahmad, Marshall terlibat kasus cek kosong, pemalsuan dokumen, dan senjata illegal. Cerita ini persis seperti disampaikan petugas Kedutaan Amerika dua tahun lalu.

Sehari kemudian, Marshall dititipkan ke tahanan Mabes Polri. Di sinilah muncul informasi Marshall adalah agen CIA. “Kami mencari tahu apa motifnya berada di Indonesia,” kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Ito Sumardi.

***

Jejak CIA di Indonesia, sepertinya juga bukan hal baru. Setidaknya, cerita itu sudah muncul sejak lembaga intel berdiri 1947. Pada masa itu, Harry S. Truman memimpin Amerika (1945-1953), dan dia membuat doktrin mengisolasi Uni Sovyet secara politik dan ideologi. Amerika lalu rajin menghadang komunisme di seluruh dunia.

Pada masa Sukarno, yang anti imperialisme, dan condong ke Partai Komunis Indonesia, Indonesia menjadi intaian CIA. Tercatat sejumlah pemberontakan dalam negeri, disebut-sebut berkait dengan intelijen Amerika. Sepak terjang lembaga intel Abang Sam ini pernah diulas tajam dalam Legacy of Ashes, the History of CIA, karya Tim Weiner, wartawan The New York Times, pemenang Pulitzer.

Setelah Sukarno tumbang, cerita soal intel Amerika beraksi di Indonesia muncul samar-samar. Layaknya organisasi intel, tak tercium geraknya. Paling banter, tudingan diarahkan ke jaringan Amerika di lingkaran elit teknokrat. Pada awal orde baru, sempat mencuat sebutan Mafia Berkeley, semacam koneksi elit pendukung orde baru, yang dididik di Universitas Berkeley, California, Amerika.

Nama CIA juga timbul tenggelam. Terakhir, misalnya, ada tudingan Laboratorium Namru-2 di Departemen Kesehatan bekerja untuk kepentingan intelijen Amerika. Namru adalah kerjasama Departemen Kesehatan RI dan Angkatan Laut Amerika sejak 1975.

Dua lembaga swadaya masyarakat, An Nashr Institute dan Medical Emergency Rescue Committee menuding lab itu bekerja untuk intelijen Amerika. Para peneliti Namru, kata mereka, boleh membawa penelitian ke luar Indonesia tanpa diperiksa.

Terakhir, nama CIA mencuat tatkala penangkapan Umar al Faruq di Bogor pada 2002. Dicokoknya al-Faruq adalah bagian “perang melawan teror” yang digelorakan George W Bush setelah serangan al-Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin, ke dua menara WTC di New York, 11 September 2001.

Amerika menuding Al-Faruq kaki tangan jaringan bin Ladin di Asia Tenggara. Persembunyian Umar terbongkar setelah polisi mendapat bisikan informasi dari CIA. Al-Faruq lalu dijebloskan ke penjara Amerika Serikat di Bagram, Afghanistan. Memang, ada cerita dia berhasil kabur, dan kembali ke Irak, negara kelahirannya. Lalu, Al-Faruq diberitakan tewas dalam pertempuran di Basra, Irak Selatan, pada Oktober 2006.

Sejak itu, nama intel Amerika kerap muncul dalam aksi anti teroris di nusantara. Tentu saja, semua dalam format kerjasama Amerika-Indonesia.

***

Lalu apa tugas si ‘agen’ Marshall yang tertangkap di Bogor ini? Pemeriksaan pun dilakukan intensif oleh berbagai lembaga. Selain polisi, Marshall juga ditelisik oleh aparat Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Tapi jawabannya toh sama. Kepada penyidik, Marshal menampik bahwa dirinya adalah CIA. Sayangnya, tak banyak informasi keluar dari mulutnya. Dari Kedutaan Besar Amerika juga tak ada komentar soal ini.

Sampai lelaki berhidung tinggi dengan lengkung tajam itu dipaksa pulang ke negerinya, Marshall hanya dinyatakan bersalah karena satu hal: melanggar aturan imigrasi. “Soal intelijen saya belum tahu,” kata Ito Sumardi.

Laporan: Ayatullah Humaeni (Bogor)

Jumat, 22 Januari 2010

Melirik Hacker China yang Cantik umur 20 tahun


Diperkirakan terdapat 4 juta orang hacker yang tergabung dalam berbagai komunitas hacker di negara China. Salah satunya adalah kelompok hacker khusus wanita yang menamakan diri Cn Girl Security Team. Kelompok hacker ini dipimpin oleh gadis kelahiran Hunan, 6 September 1989 bernama Xiao Tian.

Mungkin kita akan membayangkan bahwa tipikal seorang hacker adalah remaja yang beranjak dewasa, dengan penampilan seadanya atau bahkan kalau tidak dibilang buruk rupa, dengan kacamata tebal, perokok berat, rambut acak-acakan tak terawat dan jarang mandi karena menghabiskan sebagian besar hidupnya di depan komputer.

Ternyata tidak begitu dengan Xiao Tian. Walaupun menyebutkan ia sering begadang dan sesekali merokok, tetapi penampilannya sangat apik. Sepintas, melihat penampilannya, Anda mungkin tak akan menyangka bahwa ia merupakan pimpinan dari kelompok hacker yang anggotanya mencapai lebih dari 2.200 orang hacker wanita.

Xiao Tian menyebutkan, ia membuat kelompok tersebut karena ia merasa bahwa perlu ada tempat bagi gadis remaja sepertinya, yang merasa tersingkirkan dari dunia hacker yang disesaki oleh hacker pria yang menganggap bahwa hacker wanita tidak memiliki skill yang cukup.

Perlahan tapi pasti, Xiao Tian dan kelompok hackernya mulai menerobos dominasi pria di dunia hacking. Mereka mengincar status selebritis yang disandang oleh para hacker di China sekaligus membuka peluang “karir” yang menggiurkan yang tersedia bagi hacker yang memiliki reputasi tinggi.

Meski anggota klub hacker Xiao Tian masih relatif kecil dibandingkan dengan populasi hacker di China, namun “organisasi” hackernya mungkin merupakan salah satu kelompok hacker perempuan terbesar di China.


Contoh salah satu hasil karya Hacker China

Scott Henderson, seorang pensiunan tentara AS yang merupakan pengamat dan penulis The Dark Visitor: Inside the World of Chinese Hackers pernah menyebutkan pada DNA India. “Aspek unik dari hacker China adalah rasa nasionalisme dan kolektivitas. Ini kontras dengan stereotip hacker barat yang umumnya mandiri dan bekerja secara individual di ruang bawah tanah tempat tinggal mereka,” ucapnya.

Namun, belakangan, kecenderungan yang terjadi adalah “tentara cyber” tersebut terpecah-pecah dan membentuk kriminal kapitalis dan mulai meninggalkan rasa nasionalisme mereka.

Meski demikian, Henderson menyebutkan, suatu saat jika ada konflik yang melibatkan China, hacker tentu akan memobilisasi kelompok mereka dan terlibat dalam perang dunia maya. Dan jika saatnya tiba, “jenderal” Xiao Tian mungkin akan menjadi salah satu pemimpin pasukan tentara China tersebut. (vivanews)